Blitar, memo.co.id.
Dianggap berbohong dan ingkar janji, ribuan massa akan direncanakan akan menggeruduk kantor Bupati Blitar Rini Syarifah. Hal ini merupakan buntut dari polemik dana pembinaan cabang olahraga dan reward atlet berprestasi.
Aksi ini merupakan aksi gabungan yang terdiri dari para atlet se-Kabupaten Blitar dan berbagai elemen lainnya. Rencananya mereka akan ramai-ramai menagih janji bupati, pada Senin 18 Desember mendatang.
“Kami akan bawa ribuan massa melakukan aksi damai, nagih janji bupati soal dana pembinaan cabor dan reward atlet berprestasi,” ungkap Ketua KONI Kabupaten Blitar, Tony Andreas, Selasa (12/12/2023).
Tony mengaku selama ini selalu ditagih para atlet dan keluarganya, mengenai bonus yang dijanjikan bupati. Dirinya pun juga telah 3 kali menyurati bupati secara resmi. Namun, setelah menunggu hari hingga merangkai bulan, surat tersebut tidak ada satu pun yang direspon.
Dalam kondisi kebingunan, Tony lantas memanggil para atlet bersama keluarganya untuk menggelar rapat bersama di kantor KONI. Perihal membahas kelanjutan Bupati Rini Syarifah yang dianggap ingkar janji.
Dalam rapat tersebut diputuskan, agar bupati ditagih bersama-sama melalui aksi damai, yang direncanakan digelar pada 18 Desember itu.
“Surat pemberitahuan sudah kami layangkan kepada kepolisian. Kami aksi damai bersama ribuan massa. Untuk menagih bonus yang dianjikan. Kedua menanyakan dana pembinaan atlet tahun 2023, itu dikorupsi atau dialihfungsikan. Aparat harus memeriksanya,” tegasnya.
Aksi tersebut menurut Tony serius, agar terbuka dan transparan. “Biar bupati sendiri yang menyampaikan kepada para atlet dan disaksikan ribuan peserta aksi. Kemana dana pembinaan atlet selama ini,” imbuhnya.
Sebelumnya, Bupati Blitar melalui Kepala Dispora Anindya Putra Robertus menyampaikan akan memberikan bonus para atlet. Namun hal ini, belum mendapatkan respon positif Tony.
“Kalau bupati serius mau memberi bonus, balas surat kami secara resmi. Jangan omong diluar. KONI lembaga resmi dan kami telah bersurat secara administratif tiga kali tidak digubris,” pungkas Tony geram. (Pra)