Jalan Raung Dibuka Satu Jalur Setelah Objek wisata religi Masjid Ar-rahman Ramai Dikunjungi

Jalan Raung Dibuka Satu Jalur Setelah Objek wisata religi Masjid Ar-rahman Ramai Dikunjungi

Memo Blitar | Jalan Raung Dibuka Satu Jalur Setelah Objek wisata religi Masjid Ar-rahman Ramai Dikunjungi. Jalan Raung Kota Blitar resmi dibuka untuk satu jalur saja. Dinas Perhubungan Kota Blitar secara resmi menetapkan jalur satu arah di jalan Raung atau jalan sebelah utara Stadion Soepriadi Kota Blitar.

Sebelumnya jalan Raung sendiri dibuka untuk dua jalur, baik dari arah timur ataupun barat. Namun kini jalan yang berada di depan masjid Ar-rahman itu dibuka satu jalur saja yakni dari arah barat ke timur. “Kami terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak ada pengendara yang tetap nyelonong melawan arah di jalan Raung,” kata Juari, Kadishub Kota Blitar, Senin (2/1/2023).

Menurut Juari pengubahan jalur ini sudah sesuai dengan kajian AMDAL lalu lintas tahun 2022. Meningkatnya lalu lintas di jalan Raung akibat adanya objek wisata religi Masjid Ar-rahman menjadi pertimbangan serius dalam penetapan satu jalur ini.

Sehingga Dinas Perhubungan Kota Blitar berinisiatif untuk melakukan rekayasa lalu lintas untuk mencegah terjadi kemacetan di jalan Raung atau jalan utara Stadion Soepriadi Kota Blitar tersebut. Sosialisasi pun telah dilakukan oleh Dinas Perhubungan agar masyarakat bisa mematuhi peraturan yang baru tersebut.

Read More

Objek wisata masjid Ar-rahman sendiri kini kondisinya memang jadi jujukan wisatawan yang berkunjung ke Blitar. Biasanya rombongan wisatawan dari luar daerah yang hendak berziarah ke makam Bung Karno Kota Blitar akan mampir juga ke masjid Ar-rahman yang memiliki desain seperti masjid Nabawi.

Sehingga banyak bus dan kendaraan besar lainnya yang melintas di jalan Raung Kota Blitar. Selain menimbulkan kemacetan kondisi itu juga menjadikan jalan Raung rawan terjadi kecelakaan.

“Objek wisata masjid Ar-rahman ini banyak mendatangkan orang makanya perlu dilakukan rekayasa lalu lintas dan penataan parkir di lokasi tersebut,” imbuh Juari.

Juari menambahkan bahwa masjid Ar-rahman juga belum memiliki parkir khusus. Sehingga untuk lokasi parkir kendaraan pengunjung masjid Ar-rahman berada di depan stadion yang membuat jalan Raung akan padat dan ramai.

Kondisi itu dikhawatirkan akan membuat banyak terjadinya kecelakaan jika tidak dilakukan rekayasa lalu lintas. Dishub Kota Blitar sendiri meminta agar pihak pengelola objek wisata masjid Ar-rahman untuk menyiapkan lahan parkir khusus.

Sembari menunggu realisasi hal itu, Dishub Kota Blitar pun melakukan penetapan satu jalur di jalan Raung Kota Blitar, untuk menghindari kemacetan. “Ini masjid Ar-rahman juga belum memiliki parkir khusus kami minta untuk disiapkan sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan,” paparnya.

Nantinya bahu jalan Raung yang berada di depan SMPN 7 Kota Blitar akan digunakan sebagai tempat parkir kendaraan pengunjung masjid Ar-rahman. Bahu jalan itu digunakan untuk parkir kendaraan khusus mobil dan sepeda motor.

Hal itu secara otomatis akan memakan sebagian jalan Raung Kota Blitar, sehingga arus lalu lintas akan semakin kacau jika dibuka dua jalur. Tidak hanya itu kios Stadion Soepriadi Kota Blitar yang menghadap ke utara juga telah mulai dibuka.

Sehingga kepadatan kendaraan akan terjadi di jalan Raung Kota Blitar. Hal itulah yang menjadi pertimbangan dari Dishub Kota Blitar melakukan penutupan satu jalur dan merubahnya menjadi satu jalur saja. “Karena kios Stadion di sisi Utara juga mulai buka. Kami persiapkan parkir sepeda motor di road barrier beton depan kios dan tepi jalan Sisi utara depan SMPN 7,” pungkasnya.

Langkah pengubahan jalur di jalan Raung Kota Blitar ini pun mendapat respon yang bervariatif dari masyarakat. Sebagian masyarakat mengaku senang dengan penetapan satu jalur tersebut karena dapat meminimalisir terjadinya Kecelakaan lalu lintas.

Salah satu warga yang mendukung untuk dibuat satu jalur adalah Juki warga Kauman Kota Blitar. Menurutnya di jalan Raung ini sering terjadi kemacetan setelah masjid Ar-rahman dibuka untuk umum, sehingga rawan terjadi Kecelakaan. “Saya sih setuju karena jalan Raung ini semakin rame dan rawan terjadi kecelakaan,” jelasnya.

Disisi lain beberapa warga menyayangkan pengubahan jalur tersebut. Fani adalah satu warga yang menolak jalan Raung Kota Blitar digunakan untuk satu jalur.

Fani beralasan bahwa dengan diberlakukannya satu jalur ini warga terutamanya yang merupakan Wali murid SMPN 7 Kota Blitar akan kesulitan untuk mengantarkan anaknya ke sekolah. Wali murid SMP Negeri 7 Kota Blitar harus memutar dulu sebelum mengantarkan sang anak ke sekolah. “Kalau saya tak setuju ya mas, soalnya harus memutar apalagi kalau Wali Murid SMP Negeri 7 Kota Blitar kan harus memutar,” jelas Fani.

Related posts