Blitar, Memo.co.id
Perum Jasa Tirta (PJT) I kembali melaksanakan kegiatan flushing atau penggelontoran di Bendungan Wlingi dan Bendungan Lodoyo, Kabupaten Blitar.
Kegiatan ini berlangsung mulai hari ini hingga 25 Mei 2024, dengan tujuan utama untuk mengembalikan kapasitas tampungan waduk yang telah berkurang akibat sedimentasi. Proses ini juga diharapkan mampu mengoptimalkan fungsi bendungan dalam pengendalian banjir dan penyediaan air baku.
Kepala Divisi Jasa Asa I Perum Jasa Tirta I, Hermawan Cahyo Nugroho, menguraikan secara rinci bahwa pelaksanaan flushing ini memiliki tujuan utama untuk memulihkan dan mengembalikan kapasitas tampungan yang telah berkurang dari Bendungan Wlingi dan Bendungan Lodoyo.
“Jika ada banjir besar, air bisa ditampung. Selain itu, airnya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan air baku, baik industri maupun rumah tangga dan juga irigasi,” ujarnya pada Senin (20/5/2024).
Hermawan menambahkan, kegiatan ini direncanakan mulai 20 Mei sampai dengan 25 Mei 2024. Pembukaan flushing dimulai pada pukul 12.15 WIB di pintu air Bendungan Lodoyo, dan satu jam kemudian dilanjutkan di Bendungan Wlingi. Flushing ini melibatkan pengerahan alat berat, yakni enam unit untuk Bendungan Wlingi dan dua unit untuk Bendungan Lodoyo.
“Tujuannya untuk memelihara tampungan waduk Wlingi dan Lodoyo,” jelas Hermawan.
Dengan kapasitas awal tampungan sekitar 25 juta meter kubik, efektivitas Waduk Wlingi saat ini hanya sekitar 2,5 juta meter kubik atau 10 persen dari total kapasitas. Data PJT I menunjukkan bahwa flushing di Waduk Wlingi dan Lodoyo mampu menggelontor sekitar 350 hingga 500 ribu meter kubik sedimen ke hilir.
Sedimen ini diperlukan untuk mengisi relung-relung dasar sungai di Brantas tengah yang mengalami degradasi dasar sungai.Harapannya, setelah kegiatan flushing ini, kapasitas tampungan waduk bisa meningkat lagi.
“Efektivitasnya memang bervariasi tergantung kondisi alam. Namun, biasanya Waduk Wlingi dan Lodoyo mampu di-flushing sekitar 350 hingga 500 ribu meter kubik sedimen ke hilir,” terang Hermawan.
Selain itu, PJT I juga melakukan pekerjaan perbaikan infrastruktur untuk memastikan bendungan dapat berfungsi optimal sesuai rencana.
Selama proses flushing, akses jalan di sekitar Bendungan Wlingi dan Lodoyo ditutup sementara untuk keperluan operasional alat berat. Hermawan mengimbau agar masyarakat menjauhi area waduk karena pergerakan air yang tidak terkontrol sangat berbahaya.
“Masyarakat yang ingin mencari ikan harus berhati-hati. Sebaiknya hindari aktivitas di area bendungan saat ini dan tunggu hingga aliran air kembali normal,” imbaunya.
Meskipun demikian, sejumlah warga tetap antusias datang ke lokasi untuk menyaksikan proses flushing. Seperti yang terlihat di Bendungan Wlingi, warga mulai berdatangan sejak pagi. Beberapa dari mereka membawa jaring untuk mencari ikan setelah pintu air dibuka.
Salah satu warga, Irwan, datang dari Nganjuk khusus untuk melihat proses ini dan mencoba peruntungannya mencari ikan. “Saya dari Nganjuk, ingin melihat flushing sekaligus mencari ikan. Saya baru pertama kali melihat flushing di Bendungan Wlingi,” katanya.
Flushing di Waduk Wlingi dan Lodoyo tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga menjadi kesempatan bagi warga di bawah bendungan seperti di Tulungagung dan Kediri untuk mencari ikan. Biasanya, saat dilakukan flushing, banyak ikan yang mabuk dan menjadi mudah ditangkap.
Namun, Hermawan mengingatkan bahwa aktivitas ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati mengingat pergerakan air yang besar dan tidak terkontrol selama proses flushing.
“Kami mengimbau masyarakat agar berhati-hati selama proses flushing ini, karena pergerakan air yang besar dan tidak terkontrol bisa sangat berbahaya,” tegas Hermawan, Kepala Divisi Jasa Asa I Perum Jasa Tirta I.
Setiap tahun, kegiatan flushing dilakukan berdasarkan hasil ecosounding yang memperlihatkan penumpukan sedimen di daerah tertentu.
“Di Sungai Brantas, sedimentasi sudah cukup tinggi sehingga waduk-waduk kita mengalami sedimentasi yang besar. Flushing ini menjaga fungsi waduk agar tetap optimal dalam mengendalikan banjir dan mengatur alokasi air di musim kemarau,” ujar Hermawan.
Kegiatan flushing di Bendungan Wlingi dan Lodoyo diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pengelolaan air di wilayah Brantas. Meski membawa manfaat, proses ini juga membutuhkan perhatian serius terkait keselamatan dan pengawasan lingkungan. Dengan kolaborasi dan kesadaran masyarakat, tujuan untuk menjaga kapasitas dan fungsi waduk dapat tercapai dengan baik. **