Pria Asal Papungan Blitar Kenalkan Mudjair Sebagai Ikan Asal Blitar Melalui Karya Batik

 

Seorang pria asal Desa Papungan, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar memilih cara unik untuk mengenalkan ikan asal Blitar, yakni Ikan Mudjair.

Ya, selama ini memang belum banyak yang tahu, bahwa ikan Mudjair ditemukan oleh warga Blitar bernama Mbah Mudjair.

Gigih Prasetyo, mengenalkan Ikan Mudjair melalui batik tulis yang diberi nama Batik Mudjair. Lewat Batik Mudjair inilah Gigih berharap para generasi muda mengetahui bahwa ikan Mudjair ditemukan di Kabupaten Blitar.

Read More

Sebab menurutnya, anak muda zaman sekarang banyak yang tidak tahu bahwa penemu ikan Mudjair berasal dari Blitar.

Ditemui di rumahnya di Dusun Gajah RT 4 RW 1 Desa Papungan Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, Gigih mengaku baru menekuni Batik Mudjair sekitar 1 tahun terakhir.

“Sebelum ini saya sempat membuat kayu ukiran, tapi tidak jalan. Kebetulan saya pernah belajar lama di Yogjakarta tentang cara membatik.

Kemudian ada pelatihan batik tulis di desa. Dari sini saya mulai menekuni untuk membuat batik bermotif ikan Mudjair,” kata Gigih, Sabtu (2/3/2022).

Dia menambahkan, ciri khas batik Mudjair tentunya adalah ikan Mudjair yang dikombinasikan dengan motif belalai gajah, tebu, dan opak gambir.

“Untuk belalai gajah karena disini kan Dusun Gajah. Kemudian tebu itu masuk karena mayoritas petani di Blitar bertani tebu. Sedangkan opak gambir saya pilih karena di desa kami banyak warga yang menekuni UKM opak gambir,” imbuhnya.

Dalam membuat batik, pria kelahiran 35 tahun silam ini mengaku masih sendiri. Sebab yang dikerjakan masih batik tulis.

Satu karya Batik Mudjair membutuhkan waktu yang lama dan kesabaran yang tinggi.

“Dalam membuat satu karya batik, saya butuh waktu satu minggu. Mengingat prosesnya mulai dari sketsa gambar, kemudian di canting, diwarna sesuai keinginan, dicuci, dikeringkan, baru jadi. Tapi juga tergantung motifnya,” paparnya.

Gigih menambahkan, saat ini pemasaran dilakukan secara online. Selain itu juga dipamerkan ketika ada acara atau kegiatan UMKM di desa. Ia mengaku banyak peminat, namun penjualan masih dilingkup lokal saja.

Gigih berharap kedepannya lebih banyak pengrajin batik di Desa Papungan. Sebab ia ingin menjadikan batik Mudjair menjadi produk unggulan Desa Papungan.

“Kalau harganya ya tergantung motif. Kisaran Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu,” pungkasnya.

Related posts